Wednesday, 20 January 2016

Tengtang Photography

Photography:
Fotografi ( Photography ) berasal dari kata Foto ( Cahaya ) dan Graphia ( menulis / menggambar ), sehingga dapat diartikan bahwa fotografi adalah suatu teknik menggambar dengan cahaya. Atas dasar tersebut, jelas bahwa cahaya sangat berperan penting dan menjadi sumber utama dalam memperoleh gambar.
Kamera SLR:
Kamera SLR ( Single Lens Reflex ) atau D-SLR ( Digital ) merupakan kamera dengan jendela bidik ( viewfinder ) yang memberikan gambar sesuai dengan sudut pandang lensa melalui pantulan cermin yang terletak di belakang lensa. Pada umumnya kamera biasa memiliki tampilan dari jendela bidik yang berbeda dengan sudut pandang lensa karena jendela bidik tidak berada segaris dengan sudut pandang lensa.

Seperti dibahas terdahulu, fotgrafi berkaitan erat dengan cahaya, maka kamera berfungsi untuk mengatur cahaya yang ditangkap image sensor ( sensor gambar pada kamera digital atau film pada kamera konvensional ). Untuk mengatur cahaya, terdapat 2 hal mendasar dalam kamera, yakni Shutter Speed ( Kecepatan Rana ) dan Aperture ( Diafragma ).
Shutter Speed:
Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan daripada shutter speed adalah detik, dan sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat pemotretan. Semisal cahaya terang pada siang hari, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih cepat, semisal 1/500 detik. Sedangkan untuk malam hari yang cahayanya lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih lama, semisal 1/5 detik. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa foto pada malam hari cenderung buram, bahwa shutter speed yang lebih lambat memungkinkan pergerakan kamera akibat getaran tangan menjadikan cahaya bergeser sehingga foto menjadi buram / blur.





Foto dengan shutter speed cepat




Aperture
Aperture atau diafragma merupakan istilah untuk bukaan lensa. Apabila diibaratkan sebagai jendela, maka diafragma adalah kiray / gordyn yang dapat dibuka atau ditutup untuk menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk. Pada kamera aperture dilambangkan dengan huruf F dan dengan satuan sebagai berikut:
f/1.2
f/1.4
f/1.8
f/2.0
f/2.8
f/3.5
f/4.0
dst…

Semakin kecil angka satuan maka akan semakin besar bukaan lensa ( f/1.4 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan f/4.0 ).



Gambar Aperture pada lensa
Jadi, korelasi antara shutter speed dan aperture adalah bahwa semakin besar bukaan lensa, maka shutter speed akan semakin cepat, sebaliknya semakin kecil bukaan lensa, maka shutter speed akan semakin melambat.

NIKON D3100



Pada kamera Nikon D3100 terdapat 11 mode pemotretan:

M= Full Manual
Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture, ISO, dsb.

A= Aperture Priority
Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed akan mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar aperture.

S= Shutter Priority
Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture akan mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter speed.

P= Program
Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat exposure dapat diatur sesuai dengan kehendak.

Auto
Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala kebutuhan pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal “jepret” saja.

Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin tone, dsb.

Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid atau lain sebagainya.

Macro
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti fokus lensa yang lebih disesuaikan.

Moving Object
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat bergerak menyesuaikan dengan pergerakan objek.

Night Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan pada malam hari.

Night Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto portrait malam hari atau cahaya redup.


Canon 550D


Pada kamera Canon 550D terdapat 12 mode pemotretan:

A-DEP= Automatic Depth of Field
Pada mode ini, pengaturan fokus foreground dan background diatur secara otomatis oleh kamera sehingga lebih memungkinkan untuk menghasilkan foto yang tajam baik pada foreground maupun background.

M= Full Manual
Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture, ISO, dsb.

Av= Aperture Value Priority
Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed akan mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar aperture.

Tv= Time Value Priority
Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture akan mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter speed.

P= Program
Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat exposure dapat diatur sesuai dengan kehendak.

Auto
Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala kebutuhan pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal “jepret” saja.

Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin tone, dsb.

Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid atau lain sebagainya.

Macro
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti fokus lensa yang lebih disesuaikan.

Moving Object
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat bergerak menyesuaikan dengan pergerakan objek.

Night Scene
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pada malam hari.

No Flash
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun apabila pada mode auto lainnya built in flash akan otomatis pop up apabila cahaya dirasa kurang, pada mode ini built in flash tidak akan menyala sama sekali, sehingga shutter speed dan aperture akan lebih berperan untuk mengimbangi kebutuhan cahaya.

Setiap kamera memiliki light meter yang berfungsi mendeteksi intensitas cahaya. Sebelum menekan tombol shutter, apabila menggunakan kamera pada mode manual ada baiknya memperhatikan exposure meter terlebih dahulu.


Photography, Komposisi Foto Saat Berhadapan Dengan Objek Yang Terlalu Ramai

Seringkali kita berhadapan dengan subjek dan objek foto yang terlalu “ramai dan bising” sehingga saat kita potret hasilnya adalah sebuah foto dengan point of interest yang kurang jelas dan tidak menonjol. Mata pemirsa foto jadi bingung, titik manakah yang ingin ditonjolkan oleh foto tersebut. Alhasil, secara keseluruhan foto ini menjadi kurang menawan. Secara visual, mata manusia lebih menyukai yang strukturnya enak dan simpel dibandingkan yang ruwet dan acak-acakan. Untuk itulah, saat berhadapan dengan subjek foto yang ramai dan membingungkan, langkah paling pas adalah dengan melakukan simplifikasi. Sederhanakan foto anda.
Agar subjek foto yang bising bisa tampak sederhana, kita bisa melakukan beberapa cara, antara lain:
1.    Mengubah sudut pemotretan. Anda bisa mencapainya dengan mencoba memotret dari posisi yang berbeda. Kalau dengan berdiri foto masih terlihat terlalu bising, cobalah memotret dari posisi jongkok atau rebah. Kalau perlu dan memungkinkan, cobalah memotret dari ketinggian.
2.    Mengubah panjang focal lensa. Kalau anda membawa lensa zoom, cobalah zoom-in dan zoom-out lensa anda dan lihat hasil foto dengan panjang focal yang berbeda. Kalau anda menggunakan lensa prime (fix), lakukan zoom dengan kaki: berjalan menjauh atau mendekat. Kalau anda memotret dengan lensa lebar (wide angle) dan tidak puas, cobalah ganti dengan lensa tele.
3.    Atau kita juga bisa mengisolasi latar belakang yang terlalu sibuk dengan membuat mereka tampak kabur dan menyisakan subjek utama yang fokus. Anda bisa menerapkan prinsip membuat foto bokeh dalam situasi ini.
Pada prinsipnya, kita ingin menonjolkan subjek/objek uatama dan mengurangi elemen-elemen lain yang tidak perlu. Dengan begitu foto menjadi jelas dan kuat bagi mata siapapaun.
Sebagai contoh, saat berjalan-jalan di Kebun Raya Bogor, saya amati danau kecil di belakang Istana Bogor sedang dipenuhi bunga teratai yang sedang mekar dengan indahnya. Dengan lensa 70-200mm saya memotret pada panjang focal 120mm f/5.6 dan hasilnya seperti ini:

Karena saya ingin menonjolkan point of interest bunga teratai, saya zoom lensa pada 200mm dengan hasil ini:

Masih belum puas. Untuk benar-benar menonjolkan bunga sebagai objek utama foto, saya berjalan mendekat. Kemudian saya pilih dan tentukan bunga mana yang secara fisik paling sempurna bentuknya dan dengan latar belakang yang paling enak. Saya rebahan di tanah agar sejajar posisi kelopak bunga. Langkah terakhir adalah mengisolasi latar belakang. Untuk itu saya gunakan aperture priority dengan setelan aperture lensa di f/4 dan zoom maksimal di 200mm, sehingga hasilnya adalah seperti ini:



photography, CARA MELAKUKAN TEKNIK FOCUS & RECOMPOSE

Teknik fokus dan recompose adalah salah satu trik yang membantu fotografer untuk menyusun komposisi yang enak secara cepat namun masih tetap bisa mengatur titik fokus dan mendapat ruang tajam yang pas. teknik focus dan recompose ini biasanya dipakai saat pusat perhatian foto ingin kita tempatkan di ujung frame, entah di pojok kanan, kiri atas atau bawah.

Contoh foto seperti di atas adalah saat yang pas menggunakan teknik fokus dan recompose.
Arti recompose ?
Dalam term fotografi, recompose adalah menata lagi komposisi foto. Oke, belfot kasih contoh:
Mari kita menciptakan model fantasi keren bernama Budi. Saat memotret Budi, anda menempatkan wajah si Budi di tengah frame agar mudah mengunci fokus. Namun jika wajah si Budi yang ada di tengah frame membuat foto membosankan, kita lalu ingin menempatkan wajah Budi di pojok kiri atas. Ingat aturan rule of thirds?
Inilah yang disebut recompose. Sebagai analogi: anda menata kamar ala kadarnya lalu menyadari ternyata tidak memuaskan, lalu memutuskan menata ulang kamar tersebut supaya lebih enak.
Buat apa recompose?
Kenapa harus melakukan recompose segala? kenapa tidak kita sejak awal? Bukankah kita bisa meletakkan wajah Budi sejak awal di pojok sesuai keinginan?
Well, jawabnya sih bisa. Namun secara praktek di lapangan, letak titik fokus kamera tidak semudah dan secepat itu dipindah-pindahkan. Lagipula, coba amati contoh titik fokus kamera seperti terlihat di viewfinder kamera DSLR Nikon D5000 dan Canon 70D berikut ini:

Kita “dipaksa” mengikuti bidang fokus yang cukup sempit dan tidak mencakup pojokan frame seperti keinginan kita. Kita “diarahkan” oleh produsen kamera untuk menempatkan wajah Budi di area yang cukup sempit dalam frame viewfinder.
Akan ada jeda waktu saat kita harus memindahkan titik fokus atau mengganti mode fokus saat harus memotret dengan cepat atau kehilangan momen bagus saat Budi sedang nyengir lucu. Lagi pula, di kamera mana pun, titik tengah adalah titik fokus paling akurat dan cepat mengunci fokus.
Saat berada di situasi dimana kondisi cahanya tidak memadai, agar cepat mendapatkan titik fokus kita seringkali harus memilih titik fokus tengah yang paling sensitif cahaya.
Jadi dalam banyak situasi, teknik fokus lalu recompose adalah pilihan paling cepat dan paling sering diandalkan. Saat dilakukan dengan benar, teknik ini bisa membantu kita memotret momen dengan lebih cepat dan tetap mendapatkan fokus yang tajam.
Cara Melakukan Teknik Fokus dan Recompose
Ada beberapa cara untuk melakukan teknik fokus dna recompose ini. Berikut diantaranya:
a. Dengan Mode One Shot AF-S atau Single Servo AF-S
Cara paling mudah dan cepat adalah dengan memilih mode fokus Single Servoatau One Shot atau tergantung jenis kamera anda, pokoknya pilihlah mode dimana kamera akan mengunci fokus hanya saat kita memencet separuh tombol shutter.
Taruh titik fokus di tengah-tengah, arahkan kamera ke subjek foto, kunci lah fokus dengan memencet separuh tombol shutter dan pastikan titik fokus sudah berkedip/atau mengeluarkan suara bip..bip tanda fokus sudah oke, lalu arahkan lakukan komposisi ulang sesuai selera baru kemudian pencet-lah tombol shutter sepenuh hati ke bawah.
Cara ini cocok dipakai saat model yang anda foto tidak anteng dan tidak banyak gerak.
b. Dengan menggunakan Autofocus Lock
Cara kedua adalah dengan memanfatkan tombol autofocus lock yang tersedia di semua kamera DSLR maupun mirrorless. Di Nikon ditandai AF-L/AE-L, di Canon ditandai tandai asterisk ():

Tombol ini dirancang untuk mengunci fokus sekaligus mengunci metering cahaya pada subyek foto. Cara menggunakannya adalah: kuncilah fokus dengan memencet tombol shutter. Setelah fokus terkunci, tanpa melepas setengah shutter, tekanlah tombol AE-L atau tombol tanda asterik tadi lalu lakukan recompose foto. Ukuran exposure and tidak akan berubah dan fokus akan tetap berada di subyek foto awal.
c. Dengan teknik back-button focus atau tombol AF-ON

Cara terakhir dan paling cepat adalah dengan memanfaatkan tombol AF-ON, cara ini sering dinamai dengan teknik back button focusing. Belfot pernah mengulas lebih rinci tentang teknik ini dalam artikel ini.
Namun kalau mau diulang secara ringkas, intinya dengan tombol AF-ON kita menghilangkan langkah memencet setengah tombol shutter untuk mencari dan mengunci fokus. Cukup pencet tombol AF-ON, maka kamera akan mencari dan mengunci fokus lalu untuk mengambil eksposure kita tinggal pencet tombol shutter sepenuh hati. Dalam artikel tentang AF-On/back button focus semua sudah diulas dan bagaimana cara menyetelnya jika di kamera anda tidak terdapat tombol AF-ON dan juga bagaimana memakainya juga sudah diterangkan, jadi silahkan dibaca kembali.
Nah, selamat mencoba dan mempraktekkan teknik focus dan recompose ini. okeE


Photography, Cara Memotret & Memproses Foto Dengan Teknik Focus Stacking CEKIDOOT

Foto bunga sebelum dan sesudah teknik focus stacking:
Dalam istilah fotografi, teknik focus stacking adalah memotret satu objek beberapa kali dengan titik fokus yang berubah kemudian memproses beberapa foto tersebut menggunakan photoshop untuk mendapatkan satu foto dengan titik fokus gabungan. Focus stcaking adalah salah satu trik untuk memperoleh ruang tajam yang lebar dari beberapa foto yang area fokusnya sempit.
Kalau anda susah membayangkan konsep di atas, gampangnya begini. Saat memotret bunga dari jarak dekat, kita sering mendapatkan foto seperti ini:
180mm, f/6.3, 1/20 detik, ISO 100
Hanya bunga bagian depan (bunga mawar merah) yang tampak tajam, sementara bunga mawar putih yang ada di belakang sudah sangat kabur. Untuk mendapatkan foto bunga mawar mearah dan putih yang sama tajamnya dari depan ke belakang, kita bisa memaksimalkan area fokus dengan setelan f/22, namun dengan jarak pemotretan yang sangat dekat seperti ini kedua bunga tetap tidak akan sama tajam.
Dalam kondisi seperti inilah teknik focus stacking bisa berguna. Dengan focus stacking kita mengambil beberapa foto bunga dari tempat yang sama dan dengan setelan kamera yang juga sama, namun titik fokusnya berubah-ubah, bergerak dari depan ke belakang (atau sebaliknya). Hasilnya kemudian di tumpuk dan dikombinasi sehingga kita memperoleh satu foto dengan kedua bunga tampak tajam.
Mari kita ikuti satu contoh pemotretan focus stacking sederhana.
Proses Pemotretan Dengan Teknik Focus Stacking
Berikut ini urut-urutan langkah memotret dengan teknik focus stacking untuk foto bunga di atas, anda tentu bisa memodifikasi caranya sesuai kebutuhan, kondisi pemotretan dan gaya anda sendiri. Anda bisa mengganti bunga dengan benda/objek foto lainnya. Untuk contoh ini, saya menggunakan lensa 70-200mm dan kamera DSLR.
1.    Tempatkan bunga di vas atau tempat yang bisa membantu posisinya stabil dan tidak mudah berubah.
2.    Pasang kamera di tripod yang kokoh.
3.    Susun komposisi yang anda inginkan lalu lakukan metering (baca tentang cara metering). Untuk menghindari perubahan aperture maupun shutter speed, saya menggunakan Mode Manual di kamera. Dengan center-weighted metering, saya mendapatkan f/6.3, ISO 100 dan 1/20 detik.
4.    Saya menambahkan flash eksternal pada setelan 1/64 untuk menerangi bunga mawar merah yang cenderung under-exposed. Kita bahas fill-flash lain kali.
5.    Set fokus di Manual Focus (cara menggunakan manual fokus), lalu mulai mengambil foto.
6.    Untuk artikel ini saya mengambil 11 foto dengan titik fokus saya geser secara manual dari bunga ujung depan bungan mawar merah lalu mundur sedikit demi sedikit ke ujung bungan mawar putih. Setiap perubahan titik fokus saya ambil satu foto, terus berulang sampai 11 kali.
7.    Di bawah ini perbandingan yang menunjukkan foto pertama dengan titik fokus di depan dan foto ke-11 dengan titik fokus di belakang.
8.    Pastikan kamera maupun bungan tetap di posisinya. Perubahan sekecil apapun akan merusak hasil akhir nanti. Satu-satunya yang boleh berubah adalah titik fokus.
9.    Setelah selesai, eksport foto di komputer.
Perbandingan titik fokus pemotretan pertama dan ke-11


Kesebelas foto hasil focus stacking yang belum diproses

Proses Pengolahan Foto Di Photoshop
Berikut ini langkah pengolahan foto menggunakan Photoshop. Anda bisa menggunakan Photoshop mulai versi CS 4 sampai yang terbaru Photoshop CC yang dilengkapi fitur Focus Stack. Begini urutan langkahnya:

1.Buka Photoshop, lalu klik File > Automate > Photomerge



1.    Saat kotak photomerge terbuka, klik browse, lalu pilih semua file foto pemotretan di atas. Hilangkan tanda centang di opsi “Blend Images Together”. Lalu klik OK.


2.    Semua foto akan terbuka sebagai layer terpisah di window utama photoshop.



3.    Pilih semua layer yang ada di kotak layer sebelah kanan, pastikan semua layer sudah terseleksi. Cara melakukan seleksi layer: klik layer paling atas, lalu sambil tomnbol Shift ditekan, klik layer paling bawah.



4.    Dengan semua layer terseleksi, klik: Edit > Auto-Align Layers.



5.    Akan Muncul kotak dialog di bawah, biarkan seperti default lalu klik OK.



6.    Langkah selanjutnya adalah klik: Edit > Auto-Blend Layers.


7.    Di kotak dialog yang muncul, pastikan anda memilih “Stacked Images” dan “Seamless Tones and Colors”, lalu klik OK.

8.    Semua foto akan diproses untuk menghasilkan foto dengan fokus yang sudah ditumpuk (focus stacking)


9.    Langkah selanjutnya adalah melakukan cropping dan finishing. Crop diperlukan karena di ujung frame banyak tersisa ruang putih akibat proses Auto-Align dan Auto Blend tadi:


10.    Langkah terakhir adalah klik: Layer > Flatten Image. Lalu Kita bisa menyimpan file foto akhir dalam bentuk JPEG yang lebih kecil ukurannya.

Dan beginilah hasil akhir foto bunga yang tajam dari depan sampai belakang dengan sedikit adjustment warna di photoshop:

Nah, selamat mencoba..


http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html