Photography:
Fotografi
( Photography ) berasal dari kata Foto ( Cahaya ) dan Graphia ( menulis /
menggambar ), sehingga dapat diartikan bahwa fotografi adalah suatu teknik
menggambar dengan cahaya. Atas dasar tersebut, jelas bahwa cahaya sangat
berperan penting dan menjadi sumber utama dalam memperoleh gambar.
Kamera
SLR:
Kamera SLR ( Single Lens Reflex ) atau D-SLR ( Digital ) merupakan kamera
dengan jendela bidik ( viewfinder ) yang memberikan gambar sesuai dengan sudut
pandang lensa melalui pantulan cermin yang terletak di belakang lensa. Pada
umumnya kamera biasa memiliki tampilan dari jendela bidik yang berbeda dengan
sudut pandang lensa karena jendela bidik tidak berada segaris dengan sudut
pandang lensa.
Seperti
dibahas terdahulu, fotgrafi berkaitan erat dengan cahaya, maka kamera berfungsi
untuk mengatur cahaya yang ditangkap image sensor ( sensor gambar pada kamera
digital atau film pada kamera konvensional ). Untuk mengatur cahaya, terdapat 2
hal mendasar dalam kamera, yakni Shutter Speed (
Kecepatan Rana ) dan Aperture ( Diafragma ).
Shutter
Speed:
Shutter
speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera
sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan daripada shutter
speed adalah detik, dan sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat
pemotretan. Semisal cahaya terang pada siang hari, maka shutter speed harus
disesuaikan menjadi lebih cepat, semisal 1/500 detik. Sedangkan untuk malam
hari yang cahayanya lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi
lebih lama, semisal 1/5 detik. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa foto pada
malam hari cenderung buram, bahwa shutter speed yang lebih lambat memungkinkan
pergerakan kamera akibat getaran tangan menjadikan cahaya bergeser sehingga
foto menjadi buram / blur.
Foto dengan shutter speed cepat
Aperture
Aperture
atau diafragma merupakan istilah untuk bukaan lensa. Apabila diibaratkan
sebagai jendela, maka diafragma adalah kiray / gordyn yang dapat dibuka atau
ditutup untuk menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk. Pada kamera aperture
dilambangkan dengan huruf F dan dengan satuan sebagai berikut:
f/1.2
f/1.4
f/1.8
f/2.0
f/2.8
f/3.5
f/4.0
dst…
Semakin
kecil angka satuan maka akan semakin besar bukaan lensa ( f/1.4 lebih besar
bukaannya dibandingkan dengan f/4.0 ).
Gambar Aperture pada lensa
Jadi,
korelasi antara shutter speed dan aperture adalah bahwa semakin besar bukaan
lensa, maka shutter speed akan semakin cepat, sebaliknya semakin kecil bukaan
lensa, maka shutter speed akan semakin melambat.
NIKON D3100
Pada kamera Nikon D3100 terdapat 11 mode pemotretan:
M=
Full Manual
Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture,
ISO, dsb.
A=
Aperture Priority
Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed
akan mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar
aperture.
S=
Shutter Priority
Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture
akan mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter
speed.
P=
Program
Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara
otomatis sesuai dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat
exposure dapat diatur sesuai dengan kehendak.
Auto
Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala
kebutuhan pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal
“jepret” saja.
Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan
kebutuhan portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin
tone, dsb.
Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan
kebutuhan foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid
atau lain sebagainya.
Macro
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan
kebutuhan foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti
fokus lensa yang lebih disesuaikan.
Moving
Object
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan
kebutuhan pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat
bergerak menyesuaikan dengan pergerakan objek.
Night
Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan
kebutuhan foto pemandangan pada malam hari.
Night
Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan
kebutuhan foto portrait malam hari atau cahaya redup.
Canon 550D
Pada kamera Canon 550D terdapat 12 mode pemotretan:
A-DEP=
Automatic Depth of Field
Pada mode ini, pengaturan fokus foreground dan background diatur secara
otomatis oleh kamera sehingga lebih memungkinkan untuk menghasilkan foto yang
tajam baik pada foreground maupun background.
M=
Full Manual
Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed,
aperture, ISO, dsb.
Av=
Aperture Value Priority
Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed
akan mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar
aperture.
Tv=
Time Value Priority
Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture
akan mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter
speed.
P=
Program
Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara
otomatis sesuai dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat
exposure dapat diatur sesuai dengan kehendak.
Auto
Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala
kebutuhan pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal
“jepret” saja.
Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan
kebutuhan portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin
tone, dsb.
Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan
kebutuhan foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid
atau lain sebagainya.
Macro
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan
kebutuhan foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti
fokus lensa yang lebih disesuaikan.
Moving
Object
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan
kebutuhan pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat
bergerak menyesuaikan dengan pergerakan objek.
Night
Scene
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan
kebutuhan foto pada malam hari.
No
Flash
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun apabila pada mode auto
lainnya built in flash akan otomatis pop up apabila cahaya dirasa kurang, pada
mode ini built in flash tidak akan menyala sama sekali, sehingga shutter speed
dan aperture akan lebih berperan untuk mengimbangi kebutuhan cahaya.
Setiap
kamera memiliki light meter yang berfungsi mendeteksi intensitas cahaya.
Sebelum menekan tombol shutter, apabila menggunakan kamera pada mode manual ada
baiknya memperhatikan exposure meter terlebih dahulu.